Bismillaahirrohmaanirohiim
Bagi anda yang
berkeinginan kuat untuk berbekam (hijamah/ODT), dan baru pertama kali melakukannya terkadang ada beberapa
hal mengganjal yang ingin ditanyakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tidak ada persiapan
khusus jika anda ingin di Bekam, artinya kapan saja anda dibekam maka tidak
menjadi masalah, Akan tetapi untuk dan mengurangi efek samping maka disarankan
anda makan 3-4 jam sebelum di bekam,
karena jika perut anda kosong (puasa) terkadang menyebabkan pusing/lemas. Sebaliknya
apabila anda dalam kondisi perut penuh makanan atau hanya berselang 1 jam
setelah makan kemudian anda dibekam maka beberapa pasien mengeluh mual atau
muntah. Hindari berjima’ sebelum bekam, apalagi sesudahnya karena akan menguras
banyak energi.
Wanita
hamil, bolehkah dibekam ?
Boleh, jika kondisi umumnya baik. Sebelum dibekam harus diperiksa dulu tekanan
darah dan keadaan umum lainnya, jika normal maka tidak ada masalah. Yang perlu
diperhatikan adalah menghindari pembekaman di daerah perut dan pinggang. Untuk
Ibu menyusui, wanita haidh dan menstruasi juga diperbolehkan berbekam asal
kondisi umumnya cukup baik .
Orang tua saya sudah “sepuh” apa juga boleh dibekam?
Bagaimana dengan anak kecil?
Orang
yang sudah lanjut usia dan anak kecil (diatas 4 tahun) tidak mengapa dibekam
asalkan dilakukan secara bertahap, dengan sedikit sayatan tipis, menggunakan
jumlah kop yang sedikit serta dengan kekuatan pompa yang minimal.
Kondisi apa yang merupakan “pantangan”
(kontraindikasi) bekam ?
Ada kontraindikasi yang
bersifat absolut dan ada yang bersifat relatif.
Kontraindikasi
absolut, adalah kondisi/kelainan
penyakit tertentu yang dilarang untuk dilakukan bekam, diantaranya adalah :
pasien yang berumur dibawah 4 tahun, pasien yang sedang mengkonsumsi obat
pengencer darah, pasien yang mengalami gangguan sistim pembekuan darah yang
berat, koma (tidak sadar), dehidrasi berat, renjatan/syok, pasien yang baru
menjalani transfusi darah, donor darah atau cuci darah (kurang dari 48 jam dari
waktu bekam), penderita jantung yang menggunakan alat bantu pengatur detak
jantung.
Kontraindikasi
relatif, adalah kondisi/kelainan
penyakit tertentu yang disarankan untuk tidak bekam terkecuali dilakukan oleh
ahli bekam professional yang sudah berpengalaman, diantaranya adalah : pasien
anemia, pasien kencing manis dengan kadar gula darah sewaktu lebih dari 300,
pasien tumor/kanker, hipertensi dengan systole lebih dari 200mmHg, penderita
gagal jantung (Decomp. Cordis) yang berat, pasien kesurupan (terkena sihir),
penderita phobia berat terhadap peralatan medis dan wanita hamil,haidh,
nifas atau menyusui.
Apakah harus memilih hari tertentu dan tanggal
tertentu (tanggal 17,19 dan 21) agar lebih utama dilakukan bekam ?
Tidak,
karena hadits mengenai keutamaan hari dan tanggal tertentu untuk berbekam
adalah hadits
dhoif (lemah) sehingga tidak bisa dijadikan dalil. Begitu juga larangan
membekam pada hari tertentu (Rabu, Jum’at, Sabtu) juga tidak memiliki dasar
yang kuat.
Apakah ada perbedaan dibekam pada waktu pagi, siang,
sore atau malam hari ?
Sebenarnya
tidak ada perbedaan yang mencolok, kapan saja bisa dilakukan bekam. Hanya saja
jika dilakukan pada saat sinar matahari terik (tengah hari) lebih memudahkan
untuk mengeluarkan darah.
Perlu
kita ketahui dulu sebalumnya bahwa setiap
tindakan medis apapun bentuknya
tetap memiliki risiko dan efek samping. Akan tetapi hal tersebut tidaklah
menjadikan kita “urung” untuk melaksanakan “Sunnah hijamah (Bekam)” yang
mulia ini, asalkan dilakukan sesuai standar dan dilakukan oleh ahli yang
professional maka tindakan tersebut sangatlah aman.
Tidaklah
mungkin Allah Ta’ala dan Rosul-Nya menuntunkan amalan hijamah ini jikalau
berisiko tinggi bagi ummatnya, justeru yang sudah terbukti adalah manfaat dan
faedah yang luar biasa.
Apakah dibekam itu terasa “SAKIT” ?
Tidak,
karena sebelumnya dilakukan dulu penyedotan dengan kop bekam (disebut Bekam
Kering) yang berfungsi untuk menarik “darah kotor” ke bawah permukaan kulit
sehingga kulit akan terasa menjadi tebal dan “baal” sehingga ketika dilakukan
sayatan tipis maka sudah tidak terasa sakit lagi, hanya seperti digigit semut.
Bekam
kering tadi juga sekaligus berfungsi mengeluarkan kelebihan “unsur angin” dari
tubuh dan menimbulkan efek “massage” untuk melenturkan otot-otot yang mengalami
kekakuan.
Setelah dibekam, saya malah mengeluh badan terasa
sakit (pegal-pegal) apakah ada yang salah ?
Hanya
sedikit pasien yang mengeluhkan hal tersebut. Hal ini terjadi sebagai rekasi sistim imun tubuh untuk berusaha mengembalikan
fungsi-fungsi tubuh agar menjadi normal kembali karena “sumber darah
kotornya” sudah dikeluarkan. Dalam 3-4 hari keluhan tersebut umumnya
sudah hilang dan tubuh menjadi bugar. Beberapa pasien mengatakan “mengantuk”
dan ada juga yang “merasa lapar” setelah bekam, hal tersebut wajar dan justeru
lebih baik.
Saya mengikuti bekam masal, setelah itu badan saya
“meriang” apakah saya mengalami infeksi?
Saya
tidak menyarankan untuk mengikuti Bekam Masal karena penggunaan alat bekam
berulang kali tanpa proses sterilisasi
yang sesuai standar bisa menjadi sumber penularan penyakit tertentu.
Keluhan “meriang” bisa merupakan tanda infeksi apabila luka bekas sayatan Bekam
mengalami pembengkakan (oedem), berwarna merah, keluar cairan seperti
nanah (pus), dan jika dipegang terasa hangat.
Apabila
“meriang” tersebut tanpa disertai tanda-tanda tadi maka hal tersebut memang
kadang terjadi dan normal adanya dan dalam 3-4 hari keluhan tersebut umumnya
sudah hilang dan tubuh menjadi lebih ringan dan nyaman.Begitu juga dengan
keluhan perih pada bekas sayatan akan hilang sendirinya hingga sekitar 12 jam.
Keluar cairan seperti “lepuhan cacar” setelah bekam
apakah berbahaya ?
Gelembung
cairan tersebut merupakan transudat yang umumnya terjadi akibat proses penyedotan
yang terlalu lama (lebih dari 15 menit). Dalam Ilmu kedokteran China dikatakan
bahwa adanya blister (lepuhan/lecat) pada bekas bekam menggambarkan
kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh. Adanya darah tipis pada blister
merupakan reaksi gas panas toksin. Gelembung tersebut tidaklah berbahaya dan cukup
mengeluarkannya dengan menggunakan ujung pisau bedah steril kemudian diolesi
dengan minyak habbatussauda (jinten hitam). Jangan sekali-kali
menusuknya dengan jarum atau peniti dan sejenisnya karena dapat menimbulkan
infeksi.
Bekas bekam di kulit meninggalkan lebam berwarna
merah muda, ungu hitam, dan ada juga yang tidak berubah sama sekali, kenapa hal
tersebut bisa terjadi?
Umumnya
bekas bekam akan hilang dalam waktu 3
hari sampai 1 minggu setelah
bekam tergantung bentuk dan warna yang ditinggalkan. Reaksi pigmen pada kulit bekas bekam adalah sebagai berikut :
- Ungu kegelapan atau hitam, pada umumnya hal ini mengindikasikan kondisi defisiensi (kekurangan) pasokan/suplai darah dan channel/saluran (pembuluh) darah yang tidak lancar yang disertai dengan keberadaan darah statis (darah beku).
- Ungu disertai plaque (bercak-bercak), pada umumnya hal ini menandakan terjadinya gangguan/ kelainan gumpalan darah yang berwarna keunguan dan adanya darah statis (darah beku).
- Bintik-bintik ungu yang tersebar dengan tingkatan warna yang berbeda (ada yang tua dan ada yang ungu muda). Hal ini menandakan kelainan “Qi” dan darah statis.
- Merah cerah, biasanya hal ini menunjukkan terjadinya defisiensi “Yin”, defisiensi “Qi” dan darah atau rasa panas yang dahsyat yang diinduksi oleh defisiensi “Yin”.
- Merah gelap, hal ini mengindikasikan kondisi lemak di dalam darah yang tinggi disertai dengan adanya panas patogen.
- Agak pucat/putih dan tidak hangat ketika disentuh, hal ini mengindikasikan terjadinya defisiensi cold (dingin) dan adanya gas patogen
- Garis-garis pecah/ruam pada permukaan bekas bekam dan rasa sedikit gatal, hal ini mengindikasikan kondisi adanya wind (lembab) patogen dan gangguan gas patogen.
- Munculnya uap air pada dinding bagian dalam gelas bekam, menandakan kondisi adanya gas-gas patogen pada daerah tersebut.
Apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah Bekam ?
Istirahatlah secukupnya
setelah berbekam, lebih baik lagi tidur. Minumlah air putih, madu, sari kurma
atau teh manis untuk mempercepat pemulihan. JIia ingin makan, usahakan kurang lebih satu jam
sesudahnya dan menghindari makan
asam, pedas, mie dan minuman bersoda/berkarbonase. Hindari untuk melakukan
jima’ setelah bekam.
Apa boleh mandi setelah Bekam ?
Boleh
bahkan dianjurkan mandi setelah 2 jam melakukan bekam. Sebaiknya menggunakan
air hangat untuk mempercepat proses pemulihan. Hindari untuk menggosok bekas
sayatan bekam dengan sabun secara berlebihan karena selain terasa perih juga
akan memperlambat proses penyembuhan luka.
Apa ada perawatan khusus rutin (dengan antiseptic,
rivanol, dll) yang dilakukan setiap hari untuk luka bekas sayatan bekam?
Perawatan
tersebut diatas dilakukan jika memang diperlukan. Alhamdulillah jika Bekam
(Hijamah) dilakukan dengan benar maka hal tersebut belum diperlukan karena lukanya
sangat tipis dan cepat sembuh dengan sendirinya. (dr.abuhana)
Oleh : dr. Abu Hana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar